Iklan

Seorang Wanita Dianiaya Saat Bekerja, Polisi Dinilai Lamban Tangani Kasus

19/08/25, 16:31 WIB Last Updated 2025-08-19T09:31:52Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini

                              Foto: Istimewa.



Medan | MimbarKabar.com – Seorang wanita yang bekerja sebagai karyawan swasta bernama Annisa (26), warga Jalan Paya Bakung, Kecamatan Sunggal, menjadi korban penganiayaan brutal saat sedang bekerja. Peristiwa memilukan itu terjadi pada Rabu dini hari (13/8/2025) sekitar pukul 00.40 WIB di Jalan Industri, Kelurahan Tegal Sari Mandala I, Kecamatan Medan Denai.





Dalam laporannya yang tercatat resmi di Polsek Medan Area dengan Nomor STTLP/B/563/VII/2025/SPKT/POLSEK MEDAN AREA, AN alias Nisa mengaku dihajar secara membabi buta oleh seorang pria yang tiba-tiba datang menghampirinya. Bukannya sekadar memaki, pelaku langsung mengamuk hingga memukul kepala, wajah, serta menunjang korban. Tidak hanya itu, korban juga  dilempar puntung rokok yang mengenai dada sebelah kiri.


“Saya tidak bicara sama dia, tapi dia langsung marah, mukul kepala, dorong leher, sampai pukul wajah saya,” ungkap Nisa dengan suara bergetar.


Akibat penganiayaan tersebut, Nisa menderita benjolan di kepala, mata kiri memerah, serta luka lecet di lengan kanan. Tak hanya luka fisik, korban juga mengalami trauma berat hingga harus bolak-balik ke rumah sakit akibat pusing berkepanjangan.


Meski laporan sudah dimasukkan secara resmi, Polsek Medan Area dinilai berjalan lamban dalam menangani kasus ini. Hingga kini, status pelaku masih sebatas “dalam lidik” alias belum jelas siapa dan apa motifnya. Padahal, korban berharap besar agar polisi bertindak cepat menangkap pelaku sebelum ada korban berikutnya.


Publik pun mulai mempertanyakan keseriusan aparat. Apakah polisi benar-benar melindungi masyarakat atau justru membiarkan pelaku kekerasan berkeliaran bebas?


Annisa kini hanya bisa menunggu dengan penuh kegelisahan, sementara luka di tubuhnya belum juga pulih. Yang lebih menyakitkan, ia merasa hukum berjalan sangat pelan, seolah-olah nasib korban hanyalah catatan tambahan di atas kertas laporan.


(Red)

Komentar

Tampilkan

Terkini